Tentang Kami
Lahirnya Majantara: Visi, Misi, dan Panggilan Jiwa
Aku adalah perempuan Indonesia yang sempat tinggal hampir satu dekade di Amerika Serikat. Awalnya, aku tidak terlalu peduli dengan urusan tanah air. Namun sejak 2014, ketika aku menyaksikan gelombang perubahan politik di Indonesia, hatiku terusik. Ada rasa yang tak bisa dijelaskan—seolah Indonesia memanggilku pulang.
Sebagai cucu dari WR Soepratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, aku merasa punya tanggung jawab moral untuk berbuat lebih. Aku melihat Indonesia yang kaya seni, budaya, dan nilai luhur mulai kehilangan arah di tengah derasnya arus modernisasi. Aku gelisah, terutama saat melihat pertanyaan-pertanyaan dari dunia luar tentang citra bangsa kita yang semakin kabur
Pandemi COVID-19 menjadi titik balik. Di tengah keheningan global, aku mulai mendekat pada Sang Pencipta. Lewat doa, puasa, dan perenungan, aku memohon jalan: apa yang bisa aku lakukan untuk bangsaku?
Dari sanalah muncul nama MAJANTARA, yang kemudian bermakna “Mahkota Rajawali Nusantara”. Sebuah simbol dari visi besar: mengangkat kembali martabat bangsa lewat seni, budaya, dan semangat persatuan.
Visi MAJANTARA 05
Menjadi gerakan budaya kebangsaan yang menginspirasi anak bangsa untuk bangga, berkarya, dan bersatu dalam nilai-nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Misi MAJANTARA
Menghidupkan kembali identitas budaya nusantara dalam bentuk yang membanggakan dan membumi.
Menggerakkan kekuatan perempuan dan generasi muda untuk turut menjaga marwah bangsa.
Membangun narasi kebangsaan baru yang positif, kreatif, dan berbasis spiritualitas kebangsaan.
Majantara lahir bukan karena ambisi pribadi, tapi karena panggilan jiwa—suara hati yang terus berkata: Indonesia terlalu berharga untuk dilupakan. Kini saatnya kembali, menyatu dengan Ibu Pertiwi, dan mempersembahkan karya terbaik untuk negeri.




